Selasa, 17 Maret 2015

Berbahagia

Semuanya sedang tidak baik-baik saja Ibu.
Hari ini

Sama halnya seperti  langit yang tak bisa kubaca

Pun demikian dengan hariku 

Baik di awal tak melulu menjadi baik pula sampai akhir

Langit hari ini Ibu,

Terik di pagi lalu kemudian gerimis di sorenya

Pun dengan aku

Mungkin memang hari yang sempurna itu tak pernah ada

Yang ada hanyalah hari bahagia dan sebaliknya

Tapi ibu, 

Kemarin hari aku sudah berjanji pada diriku sendiri

Apapun yang terjadi di hari ini

Entah itu baik atau sebaliknya

Aku akan tetap menerimanya

Bahkan aku akan tetap tersenyum. 

Ya. Aku akan tetap tersenyum.

Tak peduli apakah aku merasa tersakiti. Atau hatiku sedang berkeluh kesah. 

Aku akan tetap tersenyum.

Tak ada nada ketus yang akan terucap saat jenuh melanda. 

Yang ada adalah jawaban yang di buat panjang

Setidaknya dengan begitu aku tidak perlu menggerutu di kemudiannya.

Ibu, terhitung kemarin hari

Aku sudah bertekad untuk terus bernahagia. 

Tak akan lagi kurisaukan hari esok yang belum tentu akan seperti apa.  

Ibu, terhitung hari kemarin aku sudah tak lagi ingin mempercayai khayalan

Yang tak pernah jujur. 

Aku hanya ingin berbahgai bersama waktu 'sekarang'  

Aku berbahagia untuk diriku sendiri

 Ibu, aku sudah berhenti berbahagia larena apa atau siapa 

Aku lelah mengatakan

 ''Aku bahagia jika kalian bahagia"

''Aku berhenti menjadikan kalian sebagai tujuanku'"

Sungguh. 

Terhirung hari itu Ibu 

Aku hanya punya satu tujuan 

Membuat diriku sendiri tersenyum dan berbahagia 

Tak peduli apakah aku sedang merasa sakit entah itu fisik maupun hati 

Aku ingin tetap tersenyum bersama tawa dan tangisku 

Tak peduli apakah ada yang memujiku atau mencelaku. 

Aku akan tetap bahagia bersama pujian dan makian.

Tak peduli apakah sekelilingku mengasihaniaku atau peduli padaku. 

Aku akan berbahagia bersama simpati dan rasa iba. 

Ibu,

Aku akan terus tersenyum dan berbaahagia Bukan karena apa atau siapa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar