Sabtu, 31 Januari 2015

Kenapa Aku Mengagumimu


Malam sudah larut,tapi rasa kantuk telah beranjak dari pelupuk mataku dari tiga jam yang lalu. 

Dan yang menjadi penyebab utamanya ialah surat ini. Aku tak bisa untuk berhenti memikirkan apa yang akan kutulis besok lusa dan dua puluh sembilan hari kedepan. Angan-anganku terus saja tak berhenti merangkai kata dan cerita. Juga pada siapa aku akan menulis surat.                                            

Untuk pengantar surat,aku lagi-lagi akan menulis untuk orang yang sama dengan hari ke -1. Karena tulisan sebelumnya masih terasa belum cukup. Aku ingin menyampaikan kepadanya, seseorang bernama Edia.                                  

Bahwa aku menyukainya bukan hanya  dikarenakan fisiknya yang tampan. Lebih dari itu, aku menyukai semua detail yang ada pada dirinya. Aku menyukai seragam merah putihnya yang selalu rapi dengan baju yang selalu di masukan kedalam. Aku menyukai tulisan tanganmu yang rapi, tidak sebagus tulisan tangan perempuan memang tapi sungguh kau konsisten rapi dengan ciri khas huruf 'G' yg berbeda dari yang lainnya. Aku menyukai ketelitianmu dalam menyusun mozaik di pelajaran menggambar. Aku menyukaimu dari caramu berkretifitas di pelajaran membuat karya seni rupa, kau menunjukan kualitasmu dengan membuat kerajinan tangan berupa kelinci dari tanah liat disaat kebanyakan dati temanmu membuat ikan dari sabun cuci batangan. Kau antimainstream. Aku menyukaimu dari caramu memperlakukan teman-temanmu entah itu laki-laki atau perempuan. Kau unggul tapi tak pernah menindas seperti yg lainnya. Kau bisa menempatkan dirimu dengan baik diantara teman-temanmu. Yang terakhir, aku menyukai percakapan terakhir kita di dekat pintu belakang perpustakaan saat acara perpisahan angkatan kita. Percakapan singkat berlatarkan kebun belakang sekolah dan tebing tinggi yang menghantarkan kita pada deretan kolam milik penduduk. Jauh didepannya, perbukitan membatasi pandangan kita akan kehidupan yang tersimpan dibaliknya. Hari itu, untuk pertama kalinya aku menemukan persamaan antara aku ran kau. Kita ternyata sama-sama tak mengakrabi keramaian.                                                                    

~AQUARIUS~


Jumat, 30 Januari 2015

Kepada Edia

Teruntuk, 
Anak laki-laki tertampan di masa lalu bernama Edia

Selamat pagi kamu,
Selamat hari Jum'at,
Kuharap kau tidak menjadikan hari ini sebagai Jum'at keramat seperti para petinggi negeri ini.
Lusa, kita akan berjumpa Februari. Aku selalu merasa itu bulan untuk mengenangmu. Bukan karena ada satu hari yang dipuja seluruh pecinta di dunia. Aku memilih bulan itu untuk mengenangmu hanya karena di bulan itu kita berdua bersama-sama mengenag satu hal. Hari kelahiran kita masing-masing.
Suka atau tidak, bulan yang sama menjadikan kita punya satu kesamaan. Aquarius. Itulah sebab, aku merasa menatap cermin saat didepanmu. Tapi itu dulu. Satu dekade yang lalu. Sekarang, aku tak tahu lagi. Kau dan aku bukan hanya terpisah oleh jarak, tapi juga waktu.

Sejujurnya, aku ingin sekali bisa mendapat kesempatan untuk bertemu denganmu kembali. Aku hendak mengatakan, jika aku pernah begitu sangat menginginkanmu. Dan aku selalu memimpikan obrolan yang panjang diantara kita. Walaupun, sebenarnya aku menyadari satu hal. Perbedaan yang terlampau jauh diantara aku dan kau nampak sangat jelas terlihat.
Namun apalah dayaku yang tak bisa mengatur perasaanku sendiri. Itulah sebab, aku ingin sekali bertemu denganmu. Aku ingin mendengar penolakanmu atasku. Mungkin rasanya akan sangat menyakitkan, tapi itu akan jauh lebih baik daripada akau harus terus menerus mengenangmu untuk seumur hidupku.

Semoga saja, Tuhan berkenan mempertemukan kita suatu hari nanti, Hanya pertemuan, tidak dengan penyatuan.

Terimakasih, untuk warna yang telah kau berikan dimasa lalu.

Semoga kau selalu berbahagia.




Salam,

(teman yang begitu memujamu)



P.S : Jika kau menemukan surat ini dan merasa malu untuk itu. Kau bisa berpura-pura tak mengenalku. Tenang saja, aku sudah siap-siap untuk sakit hati atas sebuah pengabaian. Dan maaf karena aku tak bisa mengatakannya padamu secara langsung, aku tak pernah menemukan cara untuk menghubungimu.

Kamis, 29 Januari 2015

Memahami Kerja Keras Melalui Penambang Belerang Kawah Ijen Bersama Lomba Blog Pegipegi



Seberapa keraskah perjuangan kita untuk mempertahankan hidup?Atau, sederhananya seberapa keraskah kita bekerja untuk memperoleh sepiring nasi?


Banyak dari kita yang sering mengeluhkan pekerjaan. Rutinitas yang mengungkung, begitu mungkin kita sering menami pekerjaan kita. Ketika ditegur dan disuruh untuk berucap syukur oleh seorang teman, maka jawaban yang akan terlontar ‘kamu sih enak, dapet kerjaan yang sesuai dengan passion kamu. Kerja jadi berasa kesenangan’. Jawaban yang seolah-olah bisa dibenarkan.
Ada banyak keluhan yang akan muncul saat disinggung tentang pekerjaan. Bos galak, gaji yang kecil, teman kantor yang rese, deadline yang menumpuk dan ada banyak lagi. Saya sendiri pun termasuk dalam golongan yang ini. Karyawan yang terampil mengeluhkan banyak hal.
Sepertinya, saya dan kita semua  harus melakukan sebuah perjalanan ke Kawh Ijen untuk menebalkan rasa syukur saya. Terdengar menarik bukan,

Kawah Ijen Dan Sejuta Pesonanya


Kawah Ijen: Menyaksikan Api Biru dan Penambang Belerang Tradisional
Gambar diambi dari : sumber
Kawah Ijen adalah danau Kawah yang bersifat asam dengan tinggi  2368 meter dpl yang berada di puncak gunung Ijen. Kedalamannya mencapai 200 meter dengan luas 5466 Hektar  berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kabupaten Bondowoso,Jawa Timur.
Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding.  Dari Paltuding dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 3,5 Km untuk sampai di  kawah. Perjalanan yang cukup menguras tenaga,jadi alangkah baiknya jika sebelum melakukan perjalanan ke Kawah Ijen  kita beristirahat terlebih dahulu di hotel terdekat terdekat di kota Bondowoso. Untuk yang berada di luar pulau Jawa bisa memesan tiket  pesawat  tujuan kota di Jawa Timur,bisa Surabaya, Malang ataupun Banyuwangi.

Danau yang menakjubkan
Ganbar diambil dari : sumber 
Keletihan stelah perjalanan mendaki sejauh 3.5 Km menuju Kawah Ijen akan terbayar lunas saat sudah sampai di tujuan. Danau Kawah yang terhampar luas berwarna hijau toska akan memanjakan mata kita.  Asap yang membumbung  tinggi menunjukan aktifitas perut bumi  khas gunung berapi yang masih aktif akan membuat kita takjub sekaligus.

Gambar diambil dari : sumber 
Konon katanya, pemandangan kawah Ijen di malam hari jauh lebih menakjubkan. Antara pukul 02.00-04.00 pagi.  Dalam gelapnya malam  kita bisa menyaksikan pijaran apai biru atau yang dikenal  ‘Blue Fire’. Ada banyak guide yang  tidak lain adalah  penambang belerang yang akan mengantarkan kita ke kawah Ijen di malam hari .Kewaspadan harus terjaga jika ingin melakukan perjalanan malam hari ketempat ini, karena medan yang akan dilalui cukup berat. Jalanan setapak dengan tebing-tebing curam di sampingnya.


Berkas:Blethrow Ijen4.JPG
Gambar diambil dari : sumber
Disiang hari, kita bisa melihat ada aktifitas penambangan  belerang tradisisonal di sekitan kawah Ijen ini. Puluhan  penambang memikul dua keranjang berisi belerang di pundak mereka.
Ini akan menjadi  hal paling menarik dari perjalanan kita ke kawah Ijen. Berdasarkan informasi yang saya baca dari blog , para penambang ini membawa sekitar 80 Kg belerang dalam satu rit (satu kali pengangkutan bolak-balik Kawah Ijen) . Belerang ini, kemudian di kumpulkan ke pengepul dan dibayar dengan harga Rp.800 / Kg. Bisa dibanyangkan sendiri, seperti apa perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan bertanggung jawab untuk keluarganya. Jarak yang harus mereka tempuh untuk membawa belerang dari Kawah Ijen sampai ke pengepul adalah sekitar 3,5 Km. Dan dalam perjalanan 3,5 Km itu mereka memikul beban seanyak 80 Kg di pundaknya. Dalam sehari, mereka bisa tiga kali mengangkut belerang bolak-balik Kawah Ijen. Bukan main, hebatnya mereka.
Itulah kenapa,  saya ingin sekali melakukan perjalanan ke tempat ini. Kawah ijen lebih dari sekedar wisata alam, tempat ini juga menjadi tempat untuk wisata hati. Dan para penambang tradisiaonal itu, akan memberikan kita pelajaran tentang mempertahankan hidup yang sebenar-benarnya. Semangat juang dan kerja keras yang seusungguhnya tercermin dari perjalanan naik turun kawah Ijen yang mereka lakuakan.

Keindahan Gunung Ijen
Gambar diambil dari : sumber
Perjalanan  di kawah Ijen, akan menunjukan kepda kita pemahaman baru tentang bagaimana seorang laki-laki yang mencintai istrinya. Seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya.  Dan figur seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Juga , kita bisa mendengarkan kisah  tentang bagaiamana seorang manusia berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menjadi penambang belerang tentuklah tidak mudah, perjalanan 7  Km (perjalananbolak-balik kawah Ijen)  tentulah  sangat jauh, ditambah bau dari gas dari aktifitas gunung berapi  yang mereka hirup saat menambang belerang adalah rintangan yang harus mereka lalaui setiap harinya.

Berkas:Blethrow Ijen3.jpg
Gambar diambil dari : sumber
Dan bicara soal misi yang ingin saya lakuakan bersama @amrazing di tempat ini, sederhana. Yaitu berbagi. Entah itu berbagi ilmu, waktu ataupun pengalaman.  Sharing is caring begitu yang pernah saya dengar. Saya ingin mengajak Ka @amrazing untuk menjadi penambang belerang dalam satu hari. Dengan tujuan memupuk rasa empati kami.
Sebenarnya, tidak hanya kawah Ijen yang puya cerita tentag ‘ayah yang tangguh’ , di belahan bumi ini banyak sekali orang-orang yang bekerja sama beratnya dengan penambang belerang kawah Ijen. Kita mungkin tak bisa mengenalnya satu persatu. Tapi kita bisa melakukan hal lain selain mencari dan menemukan mereka. Yaitu, menanamkan semangat juang dan kerja keras itu sendiri pada diri kita.
Terimakasih.
Untuk semua orang-orang hebat diluar sana.
  

Beberapa Informasi saya ambil dari:

http://unik.kompasiana.com/2014/09/17/penambang-belerang-kawah-ijen-yang-mengharukan-688481.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Ijen
http://travel.detik.com/readfoto/2014/11/18/145000/2615068/1026/1/perjuangan-para-penambang-belerang-di-kawah-ijen

Rabu, 28 Januari 2015

Berbagi Sekeping Logam


Gambar diambil dari ( sumber )

Sekeping uang logam membawaku pada sebuah kenangan manis berbagi kasih. Tentang seperti apa rasanya nikmat berbagi dengan saudara.

Empat belas tahun yang lalu,ketika itu aku masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar. Dan kakaku waktu itu kelas lima sekolah dasar. Kami hanya terpaut tiga tahun saja. Itu pula yang menyebabkan kami sering bertengkar dulu. Bahkan hanya karena hal-hal sepele seperti potongan telur dadar yang tak sama.

Kami banyak bertengkar, kecuali untuk yang satu ini. Uang logam.
Ada cerita yang masih terus teringat olehku sampai saat ini. Waktu itu, sekitar tahun 2000-an . Ayah kami, bekerja sebagi buruh tani dan kadang-kadang menjadi kuli bangunan sewaktu-waktu. Pagi sebelum berangkat sekolah, kami terkadang diberi uang jajan oleh ibu. Dan tahun itu, adalah tahun terakhir ibu rutin memberi kami uang jajan setiap hari, karena di tahun berikutnya tak setiap hari kami bisa mendapatkan uang jajan. 

Suatu hari ibu memberi kami sekeping uang logam lima ratus. Biasanya, uang logam untuk bekal kami sudah berupa kepingan uang seratusan . Dan kami mendpatkan jumlah yang sama besarnya. Kemudian, sekeping uang logam itu tampak berubah menjadi masalah besar bagiku, bagaimana cara mebaginya?
Lantas, aku bertanya pada kakaku 'bagaimana caranya membagi sekeping uang logam ini?'
Selanjutnya,kakaku memberi jawaban dan penjelasan yang sederhana. (waktuitu uang logam dengan nilai lima puluh rupiah sudah jarang, dan di warung dekat sekolah kami pun tak ada jajajnan yang bernilai lima puluh ru[piah).
'Hari ini kamu dapat bagian dua ratus rupiah dan kakak tiga ratus. Besoknya kita gantian, kamu yang dapet tiga ratus dan kakak dua ratus.'
Selesailah masalah.

Jadi, ketika jam istirahat sekitar jam sepuluh pagi aku membelanjakan uang itu sejumlah dua ratus dan sisanya kusimpan untuk kakakku yang akan mengambilnya kekelasku.

Terkadang ada hari dimana kami tak mesti berbagi sekeping lima ratus itu, tapi tak pernah ada pertengkaran yang terjadi karena masalah pergantian dua ratus dan tiga ratus itu.

Empat belas tahun berlalu, dan kami sudah memiliki kehidupan masing-masing. Kakakku sudah menikah dan mempunyai seorang anak perempuan dari pernikahannya. Tak pernah ada lagi cerita berbagi sekeping uang logam, bahkan untuk sekedar berbagi ceritapun kami tak sempat. Bukan waktu yang membatasinya, tapi hati yang membuat semuanya menjadi jauh lebih baik dipendam sendiri. 

Sesekali aku rindu berbagi dengannya.


Belajar Hidup Sederhana di Wae Rebo Bersama Lomba Blog Pegipegi


Wae Rebo

Sebuah kampung adat yang terletak di atas pegunungan dengan ketinggian 1200 meter dpl di kabupaten Manggarai Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di sana hanya terdapat 7 buah rumah adat. Tak pernah bertambah ataupun berkurang dari dulu hingga sekarang.
Itulah kenapa, saya ingin sekali melakukan perjalanan kesana. Dari tempat duduk saya sekarang, saya sudah bisa membayangkan seperti apa rasanya menginap di kampung ini untuk beberapa hari. Meskipun memang, perjalanan kesana tak kan mudah.
Untuk sampai disana kita bisa memesan tiket pesawat tujuan Jakarta-Labuan Bajo. Sebelum melakukan perjalanan yang jauh dan memakan waktu yang tidak sebentar dari  Labuan Bajo ke Wae Rebo, alangkah baiknya jika kita melepas lelah selama satu malam di sebuah hotel  di Labuan Bajo terlebih dahulu. Sambil beristirahat di hotel,kita bisa mencari informasi yang sebanyak banyaknya tentang tempat tujuan kita melalui blog. Karena informasi yang banyak bisa membantu kita untuk mengenal terlebih dahulu tujuan kita. Blog akan membantu kita mendapatkan informasi tentang kebiasaan dari warga setempat.
Segala keindahan harus diperjuangkan bukan?
Jadi tak akan masalah seberapa jarak yang harus ditempuh untuk menuju kesana,  juga medan yang harus di tempuh seberat apapaun itu.
Pengorbanan dalam bentuk apapun, akan terbayar lunas jika sudah menginjakan kaki di tempat ini.

Kenapa harus ke Wae Rebo?

1.        Wae Rebo adalah Indonesa


Yup, Wae Rebo adalah Indonesia. Kekayaan  adat dan budaya asli Indonesia salah satunya disini. Bahkan yang lebih membuat saya haru, yang pertama kali mengenalkan Wae Rebo ke mata dunia adalah turis asing. Sebagai orang asli Indonesia , bagaimana mungkin kita malah mengenal kekayaan adat dan budaya kita justru dari turis mancanegara?
Jadi, belum mengenal Indonesia jika belum pernah ke Wae Rebo.

2.       Adat dan kebudayaan

Wae Rebo akan menunjukan kepada kita, bagaimana sebuah adat dan budaya itu dijunjung tinggi dan dipertahankan keberadaannya. Itulah kenapa, di Wae Rebo hanya ada terdapat 7 buah rumah adat. Tak pernah bertambah, meskipun populasi terus bertambah. Dari sini kita bisa melihat, seberapa keras masyarakat setempat tidak merubah sedikitpun apa yang sudah diamantkan leluhurnya kepada mereka. Memasuki kampung ini, kita akan merasa seperti memasuki lorong waktu dan menginjakan kaki di masa lampau. Datang kesini , akan membuat kita jauh lebih mencintai negeri ini. Negeri dengan beragam bahasa dan budaya. Kita akan belajar tentang bagaiman menghormati leluhur dan memahami sejarah.

3.       Pola Hidup sederhana

Berternak dan bercocok tanam adalah mata pencaharian kebanyakan masyarakat kampung Wae Rebo. Banyak dari kita, hanya tahu makan saja lalu kemudian berkomentar tentang rasanya. Tanpa pernah tahu, sebenarnya proses apa yang telah dilalui si makanan tersebut samapai bisa tersaji di meja kita. Dan Wae Rebo, akan mengajarkan kita tentang bagaimana cara menghargai makanan. Proses-proses yang dilewati dari mulai menebar benih dan kemudian merwatnya hingga panen adalah bentuk kesabaran yang sebenar-benarnya.

4.       Kebersamaan dan keharmonisan
Bagaimana  masyarakat Wae Rebo menyajikan kebersaman dan keharmonisan?
Mudah saja,dengan hanya didirikan 7 buah rumah adat. Leluhur mereka, membuat konsep yang sangat brilian untuk hal ini. Pembatasan pembuatan rumah membuat masyrakatnya tetap menjadi satu dan utuh. Hidup dalam kebersamaan dan gotong royong. Berbagi  kebahagiaan dan kesedihan sama besarnya.  

5.       Semangat Juang

Semangat juang yang tinggi sudah diajarkan disni sedari kecil. Bisa dibayangkan sendiri, anak berusia tujuh tahun harus berpisah dari orang tuanya untuk dapat bersekolah. Bagaimana mereka menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk seusia mereka ketika ingin bertemu dengan orangtuanya. Itulah hal menakjubkan dari anak-anak Wae Rebo.

Jika saya, beruntung mendapatkan kesempatan mengunjungi tempat ini bersama @amrazing, maka akan sangat menyenangkan sekali. Menikmati secangkir kopi hitam di pagi berkabut Wae Rebo adalah hal menakjubkan yang saya impikan. Secangkir kopi yang diambil dari ladang dan disangrai sendiri. Secangkir kopi untuk sebuah obrolan hangat di tengah dinginnya Wae Rebo.
Dan lagi-lagi, saya ingin membawa misi pendidikan ketempat ini. Berbagi buku cerita bersama anak-anak Wae Rebo. Pejuang-pejuang cilik kita. Membaca dongeng bersama, dan juga berbagi mimpi bersama. Anak-anak butuh sosok seperti @amrazing. Seorang manusia yang tumbuh bersama mimpi-mimpinya.
Jadi,kapan saya bisa berangkat ke Wae Rebo?


Selasa, 27 Januari 2015

Muara Yang Bertemu Pantai Lomba Blog Pegipegi



Traveling gratis?
Siapa yang tak mau, apalagi jika teman seperjalnannya adalah  @Amrazing, blog traveller yang sudah menjelajah banyak tempat cantik dalam dan luar negeri. Akan ada banyak telunjuk yang terangkat untuk penawaran yang satu ini.

Andai saja aku diberikan satu kesempatan untuk melakukan perjalanan bersama kak Alexander Thian aku ingin meminta sebuah perjalanan ke sebuah kota di ujung barat daya provinsi Jawa Timur bernama 'Pacitan'.

Kenapa Pacitan?
Ah, tahukah kalian, disana ada sebuah desa bernama Desa Dersono yang menyimpan keindahan surgawi di bumi ini. Surga yang tersembunyi di balik deretan perbukitan. Ada hamparan alam yang akan membuat kita terbuai. Dan keramahan warga yang akan membuat kita enggan untuk meninggalkan desa ini. 
Kesederhanaan akan selalu terlihat dari rutinitas yang dilakukan warga setempat. Tak ada perselisihan yang ditimbulkan hanya karena iri dengki. 
Ada banyak post di blog yang menceritakan kedamaian dan keasrian desa ini.
Niscaya, saat kita kembali dari berlibur dari Desa Dersono, kita akan menemukan diri kita yang baru di keesokan harinya. Seorang manusia dengan sudut pandang yang jauh lebih luas dari sebelumnya. 

Alam akan selalu mengajarkan kita banyak hal. Ada banyak pemahaman baru yang terbentuk setelah kita bersua dengannya. Kesederhanaan, kebersamaan, keindahan, kesenangan.

Konon katanya, menurut informasi yang kudapat perjalanan menuju surga tersembunyi ini membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari kota Pacitan.
Dari desa ini, kita bisa melanjutkan perjalanan menyusuri sungai Maron atau yang lebih dikenal dengan kali Maron sepanjang 4,5 km dengan menggunakan perahu yang banyak disewakan warga setempat dengan harga relatif murah, yakni Rp. 50.000  untuk jumlah penumpang dua orang dan Rp.150.000 untuk jumlah penumpang lebih banyak.

Setiap tahunnya di sungai ini juga diadakan Festival Dayung Ngiriboyo.

Menyusuri sungai ini, akan memberikan sensasi berlibur yang berbeda. Air sungai yang jernih, rimbunan pepeohonan sepanjang pinggiran sungai akan menjadi teman perjalanan kita. Perjalanan mendayung selam 20-30 menit akan menjadi sangat menyenangkan.



Sumber : blog detik.com








Dan yang menakjubkan dari perjalanan ini adalah suara deburan ombak akan terdengar jelas saat kita sudah samapai di muara sungai ini. Karena muara sungai Maron berbatasan dengan laut lepas.
Kita hanya perlu berjalan atau berlari-lari kecil untuk sampai di tepi lautan lepas. Dua jenis air yang terpisahkan oleh garis pantai.

Saat berdiri ditengah-tengah pantai ini, maka kita kan menemukan dua keindahan dalam satu pandangan.  Aliran sungai yang beliku dan hamparan lautan biru. Dan yang paling mengharukannya lagi, Pantai Ngiroboyo ini merupakan salah satu  spot untuk melihat sunset yang indah. Surga tersembunyi, yang belum diketahui oleh banyak orang.

Meluangkan waktu sejenak dan meninggalkan rutinitas yang mengungkung untuk berlibur, tempat ini adalah pilihan terbaiknya. Melakukan perjalanan tak terlupakan bersama orang-orang terkasih.
Tidak perlu khawatir untuk urusan penginapan, karena kota pacitan tentu saja punya banyak hotel yang nyaman.

Selanjutnya, misi apa yang ingin kulakukan bersama kak Alexander Thian dalam perjalan ini?
Pendidikan.
Aku ingin perjalanan kami kesana menjadi sebuah perjlanan yang tidak hanya membahagiakan kami saja. Aku berharap bisa melakuakan perjalanan yang juga memberikan kebahagian kepada orang lain, terutama anak-anak di desa Dersono.
Caranya mudah, kami hanya perlu membawa beberapa buku bacaan untuk anak-anak. Dan juga, aku berharap Ka Alex mau meluangkan waktunya untuk bercerita kepada anak-anak desa. Memberikan motivasi tentang mimpi-mimpi. Membaca dongeng bersama secara bergiliran.
Ini seperti misi balas dendam, karena dulu aku tidak pernah menemukan satu sosok yang memberiku inspirasi dan motivasi untuk bermimpi tinggi. Melalui ka Alex, aku ingin anak-anak disana berani bermimpi besar.

Jumat, 23 Januari 2015

Jeda



Jeda tak selau berupa angka,
Yang menunjukan keberadaan kita.
Seberapa jauh terpisah.
Seberapa lama waktu terlewat.

Aku, menyadarinya hari itu,
Saat kita berada dalam satu sudut yang sama.
Tapi tak mengakrabkan diri satu sama lain.

Aku-kamu.
Becakap-cakap dengan diri sendiri.
Meskipun mulut bisa berucap.

Beda adalah jeda.
Begitu kusimpulkan.
Saat aku dan kamu bersama.
Di tempat dan waktu yang serupa.
Tapi tak bisa bercengkrama.
Karena aku asing bagimu
Dan kau asing bagiku.
Itu jelas sebuah jarak,
Tak terlihat, tapi tampak nyata.


Kamis, 22 Januari 2015

Langit




Sesulit apapun hidupku hari ini, langit selalu menyiapkan pemandangan yang menakjubkan.
Dari tempat dudukku saat ini,aku bisa dengan leluasa mengintip senja. sepotong senja saja mampu membuatku tersenyum. 
Sepotong langit yang menyentuh lautan pastilah akan membuatku terpaku dan tak mampu berucap.
Kesempatan itu, Tuhan aku ingin mendapatkannya. Semoga saja di hari esok aku bisa berjodoh dengan matahari yang ditelan lautan perlahan-lahan.


Bekasi,27 November 2013

Rabu, 21 Januari 2015

Hujan



Hujan.
Ada banyak orang yang menyukainya, tidak hanya anak-anak. Dan semua punya alasan untuk menyukainya, baik itu sebagai sebuah kesenangan ataupun kesediahn. Di musim penghujan seperti sekarang, aku bisa menemukan banyak cerita tentang hujan di semiua linimasa. Suka dan duka. Meskipun, cerita yang menggambarkan luka lebih banyak bermunculan, entah apa sebab hujan selalu disandingkan dengan sesuatu bernama kesedihan. Entah itu kehilangan, penolakan, pengabaian ataupun perpisahan. Hujan benyak menggambarkan kesedihan di banyak tulisan.

Dan aku sendiri, banyak menyimpan hujan dalam sebuah catatan menyedihkan. Sebuah penolakan dan pengabaian.
Hujan selau bisa menggenapkan sebuah kesedihan yang tiba-tiba saja hadir, atau memang sengaja dihadirkan.

Ada beberapa perjalanan yang kuhabiskan setelah hujan mengecil. Gerimis di akhir cerita hujan.
Sebuah pengalaman baru, entah itu bahagia ataupun nestapa.
Gerimis pernah menemaniku dalam sebuah perjalanan Setiabudi-Jl. Suci. Kampus UNPAD Jatinangor-Jl.Suci. Jl. Moh. Kahfi-Tangerang.
Dua dari perjalanan itu mengangkat semua harapanku, dan satunya menjatuhkan impianku. Aku dan gerimis, pernah berjumpa dalam sebuah harapan, entah itu yang membangkitkanku ataupun menjatuhkanku.

Aku tak begitu menyukai hujan, terutama jejak yang dia tingglakan. Genangan air dimana-mana. Lumpur basah. Jejak kaki yang terlalu jelas.
Tapi dia juga teramat berjasa untuk ayahku. Membasahi sepetak tanah kami. Memberi harapan baru, sebuah keberlanjutan kehidupan.

Aku tak menyukainya, tapi akupun tak bisa untuk membencinya. Karena dia terlalu baik.


Selasa, 20 Januari 2015

Novel Rembulan Tenggelam Wajahmu



Ini adalah post quote yang saya kumpulkan dari novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu


  • Kehidupan ini tidak sia-sia. Besar kecil semua berarti
  • Hidup ini sebab akibat. Bagi manusia sebab akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan oarng lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi. Kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali ke garis kehidupanmu. Saling mempengaruhi,saling berinteraksi.
  • Sejatinya dengan mengerti bahwa setiap potongan hidup ini penting,maka seseorang tidak akan banyak bertanya tentang setiap kejadian yang dihadapinya.
  • Siklus sebab akibat itu sudah ditentukan.Tidak ada yang bisa merubahnya, kecuali satu. Yaitu kebaikan,kebaikan bisa merubah takdir.
  • Tidak ada yang pergi dari hati,tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan.
  • Tidak ada cara buruk untuk berbuat baik.
  • Kita bisa menukar banyak hal menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan sesuatu yang lebih hakiki. Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan dari orang lain itu sementara. Pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian menyakitkan itulah yang abadi.
  • Kehidupan ini selalu adil, keadilan langit mengambil berbaai bentuk. Meski tidak semua bentuk kita kenali.
  • Kejadian buruk itu datang sesuai takdir langit, hanya ada satu hal yang bisa mencegahnya. Satu hal, yaitu berbagi. Sebenarnya berbagi tidak bisa mencegahnya secara langsung, tetapi dengan berbagi kau akan membuat hatimu damai. Hanya orang-orang dengan hati damailah yang bisa menerima setiap kejadian buruk yang ada.
  • Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah. Cara terbaikl untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi, bukan dari sisi yang ditinggalkan.
  • Seseorang yang memiliki tujuan hidup, maka baginya tidak akan ada pertanyaan tentang kenapa Tuhan selalu mengambil sesuatu yang menyenangkan darinya, kenapa dia harus dilemparkan lagi ke kesedihan. Baginya semua proses yang dialamimenyakitkan atau menyenangkan semuanya untuk menjemput tujuan itu

Senin, 19 Januari 2015

Sepatu




Sepatu.
Dua stengah tahun aku bekerja di sebuah pabrik sepatu di wilayanh Tangerang dan baru mengundurkan diri di akhir tahun 2013. Aku bekerja sebagai operator produksi di pabrik ini. Strata terendah dalam sebuah industri. Karena memang, hanya itulah yang tersedia untuk seorang anak yang baru lulus sekolah. Menurut pandanganku.

Dua setengah tahun, pahit manis telah kulewati disana. Tapi ini bukan tentang cerita pembuatan sepatu. Ini akan bercerita tentang pengalamanku bersama sebuah benda bernama SEPATU.

Aku lahir di keluarga dengan tingkat pendapatan rendah. Ayahku seorang petani yang mengurus satu dua petak sawah. Jika memang beruntung, terkadang ada yang mengajaknya menjadi kuli bangunan. Ketika aku kecil dulu itu adalah pekerjaan terkeren ayahku. Bagaiman tidak,beliau akan pergi bekerja di Jakarta,itu hebat sekali bukan. Dan ketika beliau pulang, dia akan membawakan kami oleh-oleh berupa satu kilogram jeruk. Itupun sudah cukup membahagiakan.

Dulu sekali, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, kenaikan kelas adalah momen dimana semua perlengkapan sekolah yang lama akan berganti menjadi pelengkapan sekolah baru. Bagi yang mampu. Sayangnya, aku tidak selalu masuk dalam golongan yang satu ini. Tak setiap ajaran baru aku beruntung dapat berganti perlengkapan sekolah yang baru. Aku tak ingat detail berapa kali dalam enam tahun ada yang baru yang kupakai.

Aku, adalah tipe manusia yang akan mudah sekali melupakan hal-hal manis berupa sebuah kebahagiaan dan akan selalu mengingat hari-hari buruk yang pernah kulewati. Itu sebanya, aku sudah lama ingin menuliskan hal ini, sepatu dan hari burukku.

Ketika musim penghujan datang,aku melewati hari-hari terburukku. Bahkan sebelum aku bisa mencela hujan itu sendiri. Bagaimana tidak, ketika musim penghujan datang aku harus bersiap untuk memakai sepatu yang bau asap. Kenapa demikian. Karena aku hanya punya sepasang sepatu. Hanya satu pasang saja. Jadi ketika hari hujan dan aku terpaksa pulang hujan-hujanan yang terjadi selanjutnya adalah sepatuku basah. Dan karena hanya punya sepasang saja, sesampainya dirumah aku akan mengeringkan sepatu itu didepan api tungku ketika ibuku sedang memasak. Keesokan paginya, jika beruntung sepatu itu kering, namun tak jarang sepatunya tak kering sempurna. Jadilah aku berangkat sekolah dengan sepatu basah yang bau asap. Basah saja tak mengapa, tapi terkadang  kesedihanku bertambah ketika aku menyadari bahwa alas kakiku itu ternyata sudah bolong. Tepat di bagian tumit, karena intensitas gesekan yang tak sebentar antara sepatu dan aspal jalanan. Ada satu ketika, diamana aku melihat sepatuku yang sedikit terbuka pada bagian sisi-sisi yang dilem. 

Berapa harga sepatu waktu itu?
Aku bisa mengingatnya angka rupiahnya dengan baik . Dua puluh lima ribu rupiah untuk sepatu dengan merk ATT dan tiga puluh ribu rupiah dengan merk NB. Jumlah rupiah yang sedikit jika aku menilainya di hari ini. Tapi di dua belas tahun yang lalu, uang sejumlah itu sama dengan upah mencangkul ayahku selama dua hari. Jika uang itu digunakan untuk membeli sepatu, lalu bagaimana dengan perut kami sekeluraga. Dan lagi, tak setiap hari juga ayahku mendapatkan unag. Itulah sebab aku hanya bisa berpasrah pada kenyataan yang ada. Melewati satu tahun kedepan dengan sepatu yang sama di tahun sebelumnya.

Mengingatnya, aku bisa mengasihani diriku sendiri, Seorang anak perempuan kecil dengan sepatu yang sama sepanjang tahun, bahkan berlanjut di tahun berikutnya. Tak pernah ada yang spesial di tahun ajaran baru, meskipun dia telah berhasil masuk rangking tiga besar dikelasnya. Itulah sebab kenapa aku tak menjadi seseorang yang ambisius, sampai sekarang. Apalah gunanya berprestasi jika tak ada penghargaan.


Minggu, 18 Januari 2015

Surat Untuk Ayah



Selamat pagi,
Mungkin surat ini tak akan pernah sampai kepadamu. Tapi aku tetap ingin menuliskannya.

Kudengar kau sedang sakit, Penyakit asam uratmu kambuh. Semoga Tuahan cepat memberimu kesembuhan.

Ayah,
Aku tak mengenalmu dengan baik, kecuali sifatmu yag terkadang seperti seorang 'ibu-ibu' ketika mengeluh. Aku membenci sifatmu yang satu itu. Ketika kau mengeluhkan banyak hal,kesakitan, kegagalan, kebodohan. Aku tak pernah menyukai sifatmu itu. Sayangnya, aku harus terbiasa dengan kebiasaanmu yang satu itu.

Aku kesal sekali padamu di akhir tahun ini, ketika kau memutuskan sendiri untuk kembali ke Ciamis. Aku menghargai keinginanmu untuk mengurus sendiri sepetak sawah keluarga kita. Semuanya baik-baik saja, sampai suatu hari kau mengeluhkan penyakit di kakimu dan berhenti mencangkul. Mungkin kau tidak tahu, sebelumnya aku pernah bercakap-cakap dengan ibuku jika saja nanti kau berkeinginan untuk pulang tolong mencegahnya. Bukannya aku jahat dengan tidak membiarkanmu pulang. Hanya saja jika dipertimbangan dengan matang, keinginanku beralasan. Uang yang kau gunakan untuk  ongkos pulang bisa kau kirimkan untuk biaya membajak sepetak sawah itu. Tak perlulah pulang, karena semuanya akan baik-baik saja.

Kau, selalu membiarkan dirimu berada dalam kesulitan. Tak mengapa jika kau selesaikan semuanya sendiri. Tapi, kenyataannya, saat kau kesulitan akulah yang jadi tamengnya dan bertugas membereskan semua kekacauannya. Aku bukannya tidak suka, hanya saja jika memang tidak harus bertemu kesulitan kenapa pula kau membiarkan dirimu bertemu dengannya.

Sesungguhnya aku lelah, melihat sifatmu yang seperti yoyo. Cepat sekali berubah,ini hari kau berjanji manis dan lusanya kau mengeluh lagi. Tak sanggup dengan tugas yang kau emban.

Tolonglah aku, sekali-kali cobalah untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Tak baik jika terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Berpikir memang mengulur waktumu, tapi setidaknya kesulitan yang akan kau temui jauh lebih sedikit. Aku ini anak perempuan, terkadang aku mengeluhkan bebanku di keluarga kita. Aku seperti anak pertama padahal aku anak kedua dan kakaku laki-laki. Sebentar lagi usiaku akan menginjak dua puluh tiga tahun. Ingatkah kau, di usia yang sama anak laki-laki pertamamu, anak sulung di keluargamu telah melepaskan tanggung jawabnya sebagai kakak dan sebagai anak demi seorang wanita. Dan lihatlah aku sekarang, bahkan untuk sekedar mengejar impianku melanjutkan studi kuliahku saja aku harus berpikir berulang kali hingga akhirnya menyerah pada kenyataan yang ada.

Aku tahu betul, jika pengorbanan yang telah kau lakukan untukku jauh lebih besar dari yang kulakukan sekarang. Aku tidak akan pernah bisa menandinginya. hanya saja, perlu aku ingatkan. Ketika kau melakukan sebuah pengorbanan untuk anakmu ini, aku tak pernah menyia-nyiakannya. Aku menjadi sebaik-baiknya anak. Aku memberimu sebuah kebanggan sebagai ayah yang beruntung. Kini aku ingin kau melakukan hal yang sama, tolong buatlah pengorbananku ini tak sia-sia. Tolong bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Dulu ketika sekolah, aku tak pernah berhenti belajar hanya karena aku tak mampu membeli modul. Aku tak pernah bolos sekolah hanya karena sepatuku yang sudah rusak. Itu semu kulakuakan karena aku memahami kesulitan ekonomi keluarga kita. Dan aku tak mengeluhkannya. Apakah kau pernah mendengarku merengek meminta dibeliakna  HP, tidak bukan. Bahkan, sepotong baju pun aku tak pernah dengan sengaja memintamu untuk membelikannya jiak kau tak mampu.

Aku, berusaha menjadi seorang anak yang baik. Setidaknya melakukan hal-hal baik yang tak pernah kakaku lakuakan. Tapi apa yang kau lakukan, kau memujikau di hari ini lantas lusanya kau menuntutku memberikan lebih. Aku tak pernah menganggap uang yang kukirimkan setiap bulan itu adalah utang, tapi setidaknya mohon jangan biarkan aku mengurus masalah ekonomi keluarga ini sendirian. tolong bantu aku. Mari kita bersama-sama mencukupi kebutuhan kita semua.

Aku minta maaf, jika aku lancang karena menuliskan ini semua.
Semoga Tuhan memberimu umur panjang dan senantiasa memberikanmu kesehatan

Terimakasih,

Sabtu, 17 Januari 2015

Majikan Perempuan



Apa yang paling sering dilakukan oleh seorang perempuan?

Kita ini, kaum perempuan pandai sekali untuk urusan mengeluarkan suara. Senag sekali mengomel.

Aku tidak sedang men-judge siapapun. Karena aku sendiripun seorang perempuan. Tulisan ini tiba-tiba saja terpikir olehku ketika majikanku melakukan hal yang biasa dia lakukan.  Teriak.

Dia, majikanku. Dan dia seorang perempuan. Punya uang banyak. Aku bisa mengilustrasikan sedikit tentangnya. Seorag perempuan, yang lahir dari keluarga yang memang punya nasib sangat baik dalam hal keuangan. Tak pernah kekurangan harta, tak pernah menggunakan angkutan umum. Buatnya, ketika dia punya uang semuanya akan selesai. Hidup itu, yang penting punya banyak uang. Apapun bisa dilakuakan.

Sebenarnya, aku sudah lama gregetan sekali ingin menuliskan tentang dia. Jadi biar kutuliskan sekarang. agar tak memenuhi kepalaku lagi.

Kembali lagi padanya, yang punya banyak uang. Yang tak pernah hidup melarat.
Aku tak memungkiri dia baik. Hanya saja, dia memiliki sifat jelek. Manusiawi. Jadi yang kupaparkan juga akan terlihat manusiawi. Tidak di dramatisir.

Tahun kemarin, adalah tahun pertamanya membawahi kami. Ikut campur pada urusan usaha yang dilakukan suaminya. Tugasnya meng-handle masalah keuangan.
Dan ketika dia datang, banyak dari pegawai yang mengeluhkan keberadaannya. Dia senag sekali mengeluarkan suara, menghambur-hamburkan suara saat emosi. Itu manusiawi, sifat mendasar dari seorang perempuan. Hanya saja, mungkin ada baiknya jnika dia sedikit mengontrol omongannya.  Dan karena sifatnya itu, banyak pekerja yang keluar.

'Kalau memang sudah tak mau kerja tinggal keluar saja. Tak usahlah takut. Saya yang punya uang, kenapa pula saya yang harus takut pada karyawan. Selama masih ada uang, saya masih bisa cari orang yang mau bekerja disini.'

Itu adalah kalimat yang sering kutemui ketika dia menghadapi masalah pekerjanya yang meminta kenaikan gaji atau mengundurkan diri atau memang ada konflik dengannya.
Ucapannya memang tak sepenuhnya salah. Tapi, lagi-lagi alangkah baiknya jika dia bisa lebih sedikit menghargai orang lain. Dia memang punya uang, tapi unag saja tak kan pernah cukup untuk mencari seorang pekerja yang baik, jujur dan setia. Akan sulit menemukan orang yang bisa menerima keadaan perusahaannya apa adanya. Semua pekerja mempunyai bebannya sendiri. Mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda. Jika aku tak pernah mengusik masalah uang bukan berarti aku merasa sudah berlebihan. Dan adalah wajar jiak pekerja menginginkan kenaikan upah. Harga bahan makanan saja sekarang sudah naik bukan?

Kami selalu menyimpulkan, majikan perempuan kami ini memang terlalu arogan. Kadang-kadang. Tak pernah menyadri jika dia pun ,memang membutuhkan orang yang bisa dipekerjakannya.Dan bisa bertahan untuk waktu yang cukup lama.

Aku ingin menutup tulisan ini dengan satu kalimat dari seseorang.
'Nyari orang yang mau kerja di kita itu gampang, yang sulit adalah mencari orang yang betah bekerja dengan kita. Karyawan akan nyaman, jika majikannya bisa memahami karyawannya..'


Jumat, 16 Januari 2015

The Amazing Spiderman



Ini bukan post review filam. jiakpun demikain itu pastilah postingan yang amat sangat terlambat.\
Ini hanya berupa catatan pendek yang terus saja berada di angan-anganku beberapa hari yang lalu. akan sangat menyebalkan jika tak menuliskannya, karena byanngan itu akan tetap ada. Tak beranjak dari pikiranku.

Menulis adalah caraku untuk memindahkan cerita-cerita di kepalaku.

Terlambat. Aku terlambat menonton film ini. Sangat terlambat.
Karena aku baru menontonnya di saat sebuah televisi swasta menayangkannya. Akhir tahun 2014.

Spiderman dan The Amazing Spiderman.
Dua film dengan ide dan gagasan yang sama. Hanya saja dibuat seolah-olah berbeda. Dan itu sangat riskan. Aku tak tahu apakah The Amazing Spiderman itu penjualan filmnya sukses atau tidak. Aku belum mencari tahu tentang hal itu. Hanya saja, aku membuat beberapa catatan setelah film ini selesai.

Andrew Garfield jauh lebih tampan dari Tobey Maguire. Jauh terlihat lbih cool. Dan karakter yang mereka perankan juga berbeda. Jadi sangat terlihat usah untuk membuat film ini berbeda. Aku merasakan hal itu.

Aku akan menikamti film The Amazing Spiderman, jika saja tak pernah ada film Spiderman sebelumnya.

Aku menikmati aktingnya, plot yang dibuat, karakter yang diciptakannya.

Hanya saja aku kehilangan satu hal. Sentuhan drama.

Film Spiderman menyajikan bukan hanya tentang seorang superhero yang menyelamtkan banyak kekacauan. Tapi juga menyajikan banyak drama yang membuatku jatuh cinta pada skenarionya.  Tentang bagaimana hubungan Peter Parker, Harry dan MJ. Tentang cinta segitiga yang terjadi diantra mereka. Tentang rasa bersalah Perter pada bibinya, tentang bagaiamana Spiderman bertarung dengan ayahnya Harry.  Semuanya dibuat dalam satu film. Satu film yang memuat banyak drama. Banyak konflik di hatinya Peter Parker. Dan aku tidak mendapatkan itu di film The Amazing Spiderman. Karena film ini terlau terburu-buru mengenalkan siapa di balik topeng seorang superhero bernama Spiderman. Konflik jadi tampak terlalu biasa.

Dua film ini mungkin sengaja dibuat berbeda. Tapi sayangnya, mereka lupa bahwa film yang pertama tayang mempunyai banyak drama didalamnya. Ada pergulatan emosi yang tercipta atas kemunculan Spiderman. Ada pilihan-pilihan yang harus diambil. Memilih mendapatkan orang yang dicintai atau menyelamtkan dunia. Sebuah pergulatan hati yang tak mudah. Bahkan musuhnyapun adalah orang-orang yang sudah dia anggap keluarga sendiri.

Aku sangat menykai akhir dari film Spiderman. Ketika Peter Parker hadir di pemakaman. Dan dia memutuskan bahwa takdirnya adalah menjadi Spiderman. Seorang pahlawan. Ada banyak detail yang  yang hadir di film ini tapi tidak hadir di film The Amazing Spiderman.

Ini, adalah sebuah tuliisan yang berisi pandangan pribadi. Setiap orang jelas punya hak untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri.Aku tidak bermaksud men-judge film The Amazing Spiderman kurang menarik, Tidak.Film ini bagus, hanya saja akan jauh lebih baik jika film ini tak hanya berisi tentang kehebatan superhero dalam memerangi kejahatan. Akan jauh lebih menarik jika semuanya didramatisir sebaik mungkin.

Terimakasih,

Kamis, 15 Januari 2015

Skenario



Ini buklan postingan tentang bagaiamna cara membuat skenario, karena aku buta akan hal ini. Hanya sebuah judul yang muncul atas sebuah perenuangan. Begini ceritanya,

Salah satu hal yang paling sering kulakujkan adalah menonton televisi. Aku menyukai layar kaca itu dari dulu dan masih seperti itu sampai sekarang. Hanya orientasi program saja yang berbeda.

Dan satu tahun belakangna ini, aku menyukai serial  drama korea yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta. Karena sifatku yang tidak sabaran untuk menunggu tayangan per-episodenya, aku terbiasa membaca sinopsis yang memang bisanya bertebaran di banyak laman bloger. 

Baru-baru ini, aku sedang menggandrungi serial TV  yang berasal dari India. Mahabarata, Ramyanan, Jodha Akbar. Untuk kisah Mahabarata dan Ramayana, aku sudah mengetahui ending dari ceritanya,karena merupakan kisah pewayangan yang terkenal. Dan untuk Jodha Akbar, aku buta tentang kisah satu ini. Tak pernah mendengarnya, apalagi membacanya.

Membaca. Itu sudah jadi kebisaanku. Kesenanganku. Dan tentang kesenangan membaca sinopsis drama, itu juga terjadi padaku saat ini. Saat sedang berlangsungnya drama serial Jodha Akbar. Pada awalnya, aku hany membaca kisah singkatnya saja, tapi kemudian baru-baru ini aku menemukan bloger yang menulis sinopsis lengkapnya per episode. Sebuah penemuan yang menyenangkan. Awalnya.

Kenapa demikian?
Karena tadi malam aku baru menyadarinya, saat aku sudah membaca sinopsisnya aku menjadi tahu keseluruhan ceritanya. Dan aku mengetahuinya, bukan karena menontonnya. Aku mengetahui kejadian per kejadiannya lewat membaca. Kupikir menyenangkan, ketika aku tahu apa yang akan ditayangkan televisi hari ini, besok dan sepekan mendatang. Sayangnya tidak. Aku kehilangan rasa. 

Sebelum membaca sinopsisnya, aku selalu menantikan jam tayang serial ini. Menunggu dengan sabar setiap harinya. Berharap siang cepat berganti malam. Seperti orang yang sdang jatuh cinta. Ingin selalu cepat-cepat berjumpa. Saat serial ditayangkan, aku memperhatikannya dengan cermat, plotnya, akting pemerannya.  Dan disaat aku beranjak tidur, aku akan mengingat, apa yang aku lihat di episode malam ini, dan menerka-nerka apa yang akan ditayangkan esok hari. Ada sebuah rasa yang tak bisa kugambarkan untuk sebuah penantian dua puluh empat jam.

Tadi malam, aku kehilangan rasa yang pernah kumiliki, kehilangan rasa ingin menikmati plot ceritanya, aktingnya.Kehilangan sensasi menerka-nerka tayangan besok malam. Detik itu, aku mmenyadari satu hal. 'Aku kehilangan kesenangan menikmati tayangan, menikmati cerita, dan menikmati sensasi imajinasiku.' Karena satu hal, terlalu rajin membaca.

Kehilangan rasa tersebut membawaku pada sebuah perenungan. Apa yang akan terjadi jika saja aku mengetahui semua skenario yang Tuhan tuliskan untukku. Apa jadinya, jika aku mengetahui kejadian-kejadian pa saja yang akan kulewati esok hari. Akhir seperti apakah  yang kudapat di penghujung ajalaku. Selintas mungkin seperti hal menyenangkan, Tapi jika direnungkan lebih dalam, tidak.

Apa menyenangkannya mengetahui masa depan?
Saat kita tahu, bahkan hapal mati masa depan kita seperti apa, kita akan kehilangan satu kegiatan menyenangkan. Berimajinasi. Kita kehialangan rasa yang hadir saat kita berangan tentang hari esok. Tentang pertemuan dengan teman hidup. Kita tak kan punya impian. Karenna kita memang sudah tahu, akan seperti apa hari esok itu, Tak kan ada imajinasi liar tentang masa depan. Tak  kan ada angan-angan tentang pertemuan kembali dengan cinta pertama. Tak bisa menerka-nerka pria seperti apakah yang akan membuat kita jatuh cinta esok hari. 

Membosankan bukan, jika masa depan itu diketahui di hari ini.

Jadi, aku lebih menyukai jadi seseorang yang hanya tahu tentang masa lalu. Bukan masa depan. Karena aku ingin tetap berimaji dengan masa depanku. Tentang pertemuan-pertemuan yang menyenagkan. Tentang jodoh yang sudah dipersiapkan. Tentang keluarga dimasa depan. Aku menikamati kegitan menerka-nerka semuanya. Jika toh, nantinya tak sesuai yang diangankan  tak kan jadi masalah. Karena bahagia bukan berasal dari apa yang kita dapatkan. Bahagia itu, ada di dalam hati, dan semuanya tentang penerimaan.

Terimakasih,