Sabtu, 17 Januari 2015

Majikan Perempuan



Apa yang paling sering dilakukan oleh seorang perempuan?

Kita ini, kaum perempuan pandai sekali untuk urusan mengeluarkan suara. Senag sekali mengomel.

Aku tidak sedang men-judge siapapun. Karena aku sendiripun seorang perempuan. Tulisan ini tiba-tiba saja terpikir olehku ketika majikanku melakukan hal yang biasa dia lakukan.  Teriak.

Dia, majikanku. Dan dia seorang perempuan. Punya uang banyak. Aku bisa mengilustrasikan sedikit tentangnya. Seorag perempuan, yang lahir dari keluarga yang memang punya nasib sangat baik dalam hal keuangan. Tak pernah kekurangan harta, tak pernah menggunakan angkutan umum. Buatnya, ketika dia punya uang semuanya akan selesai. Hidup itu, yang penting punya banyak uang. Apapun bisa dilakuakan.

Sebenarnya, aku sudah lama gregetan sekali ingin menuliskan tentang dia. Jadi biar kutuliskan sekarang. agar tak memenuhi kepalaku lagi.

Kembali lagi padanya, yang punya banyak uang. Yang tak pernah hidup melarat.
Aku tak memungkiri dia baik. Hanya saja, dia memiliki sifat jelek. Manusiawi. Jadi yang kupaparkan juga akan terlihat manusiawi. Tidak di dramatisir.

Tahun kemarin, adalah tahun pertamanya membawahi kami. Ikut campur pada urusan usaha yang dilakukan suaminya. Tugasnya meng-handle masalah keuangan.
Dan ketika dia datang, banyak dari pegawai yang mengeluhkan keberadaannya. Dia senag sekali mengeluarkan suara, menghambur-hamburkan suara saat emosi. Itu manusiawi, sifat mendasar dari seorang perempuan. Hanya saja, mungkin ada baiknya jnika dia sedikit mengontrol omongannya.  Dan karena sifatnya itu, banyak pekerja yang keluar.

'Kalau memang sudah tak mau kerja tinggal keluar saja. Tak usahlah takut. Saya yang punya uang, kenapa pula saya yang harus takut pada karyawan. Selama masih ada uang, saya masih bisa cari orang yang mau bekerja disini.'

Itu adalah kalimat yang sering kutemui ketika dia menghadapi masalah pekerjanya yang meminta kenaikan gaji atau mengundurkan diri atau memang ada konflik dengannya.
Ucapannya memang tak sepenuhnya salah. Tapi, lagi-lagi alangkah baiknya jika dia bisa lebih sedikit menghargai orang lain. Dia memang punya uang, tapi unag saja tak kan pernah cukup untuk mencari seorang pekerja yang baik, jujur dan setia. Akan sulit menemukan orang yang bisa menerima keadaan perusahaannya apa adanya. Semua pekerja mempunyai bebannya sendiri. Mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda. Jika aku tak pernah mengusik masalah uang bukan berarti aku merasa sudah berlebihan. Dan adalah wajar jiak pekerja menginginkan kenaikan upah. Harga bahan makanan saja sekarang sudah naik bukan?

Kami selalu menyimpulkan, majikan perempuan kami ini memang terlalu arogan. Kadang-kadang. Tak pernah menyadri jika dia pun ,memang membutuhkan orang yang bisa dipekerjakannya.Dan bisa bertahan untuk waktu yang cukup lama.

Aku ingin menutup tulisan ini dengan satu kalimat dari seseorang.
'Nyari orang yang mau kerja di kita itu gampang, yang sulit adalah mencari orang yang betah bekerja dengan kita. Karyawan akan nyaman, jika majikannya bisa memahami karyawannya..'


Tidak ada komentar:

Posting Komentar