Rabu, 28 Januari 2015

Belajar Hidup Sederhana di Wae Rebo Bersama Lomba Blog Pegipegi


Wae Rebo

Sebuah kampung adat yang terletak di atas pegunungan dengan ketinggian 1200 meter dpl di kabupaten Manggarai Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di sana hanya terdapat 7 buah rumah adat. Tak pernah bertambah ataupun berkurang dari dulu hingga sekarang.
Itulah kenapa, saya ingin sekali melakukan perjalanan kesana. Dari tempat duduk saya sekarang, saya sudah bisa membayangkan seperti apa rasanya menginap di kampung ini untuk beberapa hari. Meskipun memang, perjalanan kesana tak kan mudah.
Untuk sampai disana kita bisa memesan tiket pesawat tujuan Jakarta-Labuan Bajo. Sebelum melakukan perjalanan yang jauh dan memakan waktu yang tidak sebentar dari  Labuan Bajo ke Wae Rebo, alangkah baiknya jika kita melepas lelah selama satu malam di sebuah hotel  di Labuan Bajo terlebih dahulu. Sambil beristirahat di hotel,kita bisa mencari informasi yang sebanyak banyaknya tentang tempat tujuan kita melalui blog. Karena informasi yang banyak bisa membantu kita untuk mengenal terlebih dahulu tujuan kita. Blog akan membantu kita mendapatkan informasi tentang kebiasaan dari warga setempat.
Segala keindahan harus diperjuangkan bukan?
Jadi tak akan masalah seberapa jarak yang harus ditempuh untuk menuju kesana,  juga medan yang harus di tempuh seberat apapaun itu.
Pengorbanan dalam bentuk apapun, akan terbayar lunas jika sudah menginjakan kaki di tempat ini.

Kenapa harus ke Wae Rebo?

1.        Wae Rebo adalah Indonesa


Yup, Wae Rebo adalah Indonesia. Kekayaan  adat dan budaya asli Indonesia salah satunya disini. Bahkan yang lebih membuat saya haru, yang pertama kali mengenalkan Wae Rebo ke mata dunia adalah turis asing. Sebagai orang asli Indonesia , bagaimana mungkin kita malah mengenal kekayaan adat dan budaya kita justru dari turis mancanegara?
Jadi, belum mengenal Indonesia jika belum pernah ke Wae Rebo.

2.       Adat dan kebudayaan

Wae Rebo akan menunjukan kepada kita, bagaimana sebuah adat dan budaya itu dijunjung tinggi dan dipertahankan keberadaannya. Itulah kenapa, di Wae Rebo hanya ada terdapat 7 buah rumah adat. Tak pernah bertambah, meskipun populasi terus bertambah. Dari sini kita bisa melihat, seberapa keras masyarakat setempat tidak merubah sedikitpun apa yang sudah diamantkan leluhurnya kepada mereka. Memasuki kampung ini, kita akan merasa seperti memasuki lorong waktu dan menginjakan kaki di masa lampau. Datang kesini , akan membuat kita jauh lebih mencintai negeri ini. Negeri dengan beragam bahasa dan budaya. Kita akan belajar tentang bagaiman menghormati leluhur dan memahami sejarah.

3.       Pola Hidup sederhana

Berternak dan bercocok tanam adalah mata pencaharian kebanyakan masyarakat kampung Wae Rebo. Banyak dari kita, hanya tahu makan saja lalu kemudian berkomentar tentang rasanya. Tanpa pernah tahu, sebenarnya proses apa yang telah dilalui si makanan tersebut samapai bisa tersaji di meja kita. Dan Wae Rebo, akan mengajarkan kita tentang bagaimana cara menghargai makanan. Proses-proses yang dilewati dari mulai menebar benih dan kemudian merwatnya hingga panen adalah bentuk kesabaran yang sebenar-benarnya.

4.       Kebersamaan dan keharmonisan
Bagaimana  masyarakat Wae Rebo menyajikan kebersaman dan keharmonisan?
Mudah saja,dengan hanya didirikan 7 buah rumah adat. Leluhur mereka, membuat konsep yang sangat brilian untuk hal ini. Pembatasan pembuatan rumah membuat masyrakatnya tetap menjadi satu dan utuh. Hidup dalam kebersamaan dan gotong royong. Berbagi  kebahagiaan dan kesedihan sama besarnya.  

5.       Semangat Juang

Semangat juang yang tinggi sudah diajarkan disni sedari kecil. Bisa dibayangkan sendiri, anak berusia tujuh tahun harus berpisah dari orang tuanya untuk dapat bersekolah. Bagaimana mereka menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk seusia mereka ketika ingin bertemu dengan orangtuanya. Itulah hal menakjubkan dari anak-anak Wae Rebo.

Jika saya, beruntung mendapatkan kesempatan mengunjungi tempat ini bersama @amrazing, maka akan sangat menyenangkan sekali. Menikmati secangkir kopi hitam di pagi berkabut Wae Rebo adalah hal menakjubkan yang saya impikan. Secangkir kopi yang diambil dari ladang dan disangrai sendiri. Secangkir kopi untuk sebuah obrolan hangat di tengah dinginnya Wae Rebo.
Dan lagi-lagi, saya ingin membawa misi pendidikan ketempat ini. Berbagi buku cerita bersama anak-anak Wae Rebo. Pejuang-pejuang cilik kita. Membaca dongeng bersama, dan juga berbagi mimpi bersama. Anak-anak butuh sosok seperti @amrazing. Seorang manusia yang tumbuh bersama mimpi-mimpinya.
Jadi,kapan saya bisa berangkat ke Wae Rebo?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar