Kamis, 29 Januari 2015

Memahami Kerja Keras Melalui Penambang Belerang Kawah Ijen Bersama Lomba Blog Pegipegi



Seberapa keraskah perjuangan kita untuk mempertahankan hidup?Atau, sederhananya seberapa keraskah kita bekerja untuk memperoleh sepiring nasi?


Banyak dari kita yang sering mengeluhkan pekerjaan. Rutinitas yang mengungkung, begitu mungkin kita sering menami pekerjaan kita. Ketika ditegur dan disuruh untuk berucap syukur oleh seorang teman, maka jawaban yang akan terlontar ‘kamu sih enak, dapet kerjaan yang sesuai dengan passion kamu. Kerja jadi berasa kesenangan’. Jawaban yang seolah-olah bisa dibenarkan.
Ada banyak keluhan yang akan muncul saat disinggung tentang pekerjaan. Bos galak, gaji yang kecil, teman kantor yang rese, deadline yang menumpuk dan ada banyak lagi. Saya sendiri pun termasuk dalam golongan yang ini. Karyawan yang terampil mengeluhkan banyak hal.
Sepertinya, saya dan kita semua  harus melakukan sebuah perjalanan ke Kawh Ijen untuk menebalkan rasa syukur saya. Terdengar menarik bukan,

Kawah Ijen Dan Sejuta Pesonanya


Kawah Ijen: Menyaksikan Api Biru dan Penambang Belerang Tradisional
Gambar diambi dari : sumber
Kawah Ijen adalah danau Kawah yang bersifat asam dengan tinggi  2368 meter dpl yang berada di puncak gunung Ijen. Kedalamannya mencapai 200 meter dengan luas 5466 Hektar  berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kabupaten Bondowoso,Jawa Timur.
Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding.  Dari Paltuding dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 3,5 Km untuk sampai di  kawah. Perjalanan yang cukup menguras tenaga,jadi alangkah baiknya jika sebelum melakukan perjalanan ke Kawah Ijen  kita beristirahat terlebih dahulu di hotel terdekat terdekat di kota Bondowoso. Untuk yang berada di luar pulau Jawa bisa memesan tiket  pesawat  tujuan kota di Jawa Timur,bisa Surabaya, Malang ataupun Banyuwangi.

Danau yang menakjubkan
Ganbar diambil dari : sumber 
Keletihan stelah perjalanan mendaki sejauh 3.5 Km menuju Kawah Ijen akan terbayar lunas saat sudah sampai di tujuan. Danau Kawah yang terhampar luas berwarna hijau toska akan memanjakan mata kita.  Asap yang membumbung  tinggi menunjukan aktifitas perut bumi  khas gunung berapi yang masih aktif akan membuat kita takjub sekaligus.

Gambar diambil dari : sumber 
Konon katanya, pemandangan kawah Ijen di malam hari jauh lebih menakjubkan. Antara pukul 02.00-04.00 pagi.  Dalam gelapnya malam  kita bisa menyaksikan pijaran apai biru atau yang dikenal  ‘Blue Fire’. Ada banyak guide yang  tidak lain adalah  penambang belerang yang akan mengantarkan kita ke kawah Ijen di malam hari .Kewaspadan harus terjaga jika ingin melakukan perjalanan malam hari ketempat ini, karena medan yang akan dilalui cukup berat. Jalanan setapak dengan tebing-tebing curam di sampingnya.


Berkas:Blethrow Ijen4.JPG
Gambar diambil dari : sumber
Disiang hari, kita bisa melihat ada aktifitas penambangan  belerang tradisisonal di sekitan kawah Ijen ini. Puluhan  penambang memikul dua keranjang berisi belerang di pundak mereka.
Ini akan menjadi  hal paling menarik dari perjalanan kita ke kawah Ijen. Berdasarkan informasi yang saya baca dari blog , para penambang ini membawa sekitar 80 Kg belerang dalam satu rit (satu kali pengangkutan bolak-balik Kawah Ijen) . Belerang ini, kemudian di kumpulkan ke pengepul dan dibayar dengan harga Rp.800 / Kg. Bisa dibanyangkan sendiri, seperti apa perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan bertanggung jawab untuk keluarganya. Jarak yang harus mereka tempuh untuk membawa belerang dari Kawah Ijen sampai ke pengepul adalah sekitar 3,5 Km. Dan dalam perjalanan 3,5 Km itu mereka memikul beban seanyak 80 Kg di pundaknya. Dalam sehari, mereka bisa tiga kali mengangkut belerang bolak-balik Kawah Ijen. Bukan main, hebatnya mereka.
Itulah kenapa,  saya ingin sekali melakukan perjalanan ke tempat ini. Kawah ijen lebih dari sekedar wisata alam, tempat ini juga menjadi tempat untuk wisata hati. Dan para penambang tradisiaonal itu, akan memberikan kita pelajaran tentang mempertahankan hidup yang sebenar-benarnya. Semangat juang dan kerja keras yang seusungguhnya tercermin dari perjalanan naik turun kawah Ijen yang mereka lakuakan.

Keindahan Gunung Ijen
Gambar diambil dari : sumber
Perjalanan  di kawah Ijen, akan menunjukan kepda kita pemahaman baru tentang bagaimana seorang laki-laki yang mencintai istrinya. Seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya.  Dan figur seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Juga , kita bisa mendengarkan kisah  tentang bagaiamana seorang manusia berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menjadi penambang belerang tentuklah tidak mudah, perjalanan 7  Km (perjalananbolak-balik kawah Ijen)  tentulah  sangat jauh, ditambah bau dari gas dari aktifitas gunung berapi  yang mereka hirup saat menambang belerang adalah rintangan yang harus mereka lalaui setiap harinya.

Berkas:Blethrow Ijen3.jpg
Gambar diambil dari : sumber
Dan bicara soal misi yang ingin saya lakuakan bersama @amrazing di tempat ini, sederhana. Yaitu berbagi. Entah itu berbagi ilmu, waktu ataupun pengalaman.  Sharing is caring begitu yang pernah saya dengar. Saya ingin mengajak Ka @amrazing untuk menjadi penambang belerang dalam satu hari. Dengan tujuan memupuk rasa empati kami.
Sebenarnya, tidak hanya kawah Ijen yang puya cerita tentag ‘ayah yang tangguh’ , di belahan bumi ini banyak sekali orang-orang yang bekerja sama beratnya dengan penambang belerang kawah Ijen. Kita mungkin tak bisa mengenalnya satu persatu. Tapi kita bisa melakukan hal lain selain mencari dan menemukan mereka. Yaitu, menanamkan semangat juang dan kerja keras itu sendiri pada diri kita.
Terimakasih.
Untuk semua orang-orang hebat diluar sana.
  

Beberapa Informasi saya ambil dari:

http://unik.kompasiana.com/2014/09/17/penambang-belerang-kawah-ijen-yang-mengharukan-688481.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Ijen
http://travel.detik.com/readfoto/2014/11/18/145000/2615068/1026/1/perjuangan-para-penambang-belerang-di-kawah-ijen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar