Seberapa keraskah perjuangan kita untuk mempertahankan hidup?Atau, sederhananya seberapa keraskah kita bekerja untuk memperoleh sepiring nasi?
Banyak dari kita yang sering mengeluhkan pekerjaan. Rutinitas
yang mengungkung, begitu mungkin kita sering menami pekerjaan kita. Ketika
ditegur dan disuruh untuk berucap syukur oleh seorang teman, maka jawaban yang
akan terlontar ‘kamu sih enak, dapet kerjaan yang sesuai dengan passion kamu.
Kerja jadi berasa kesenangan’. Jawaban yang seolah-olah bisa dibenarkan.
Ada banyak keluhan yang akan muncul saat disinggung tentang
pekerjaan. Bos galak, gaji yang kecil, teman kantor yang rese, deadline yang
menumpuk dan ada banyak lagi. Saya sendiri pun termasuk dalam golongan yang
ini. Karyawan yang terampil mengeluhkan banyak hal.
Sepertinya, saya dan kita semua harus melakukan sebuah perjalanan ke Kawh Ijen
untuk menebalkan rasa syukur saya. Terdengar menarik bukan,
Kawah Ijen Dan Sejuta Pesonanya
Gambar diambi dari : sumber
Kawah Ijen adalah danau Kawah yang bersifat asam dengan
tinggi 2368 meter dpl yang berada di
puncak gunung Ijen. Kedalamannya mencapai 200 meter dengan luas 5466 Hektar berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata
Ijen, Kabupaten Bondowoso,Jawa Timur.
Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen
terletak di Paltuding. Dari Paltuding
dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 3,5 Km untuk sampai di kawah. Perjalanan yang cukup menguras
tenaga,jadi alangkah baiknya jika sebelum melakukan perjalanan ke Kawah Ijen kita beristirahat terlebih dahulu di hotel
terdekat terdekat di kota Bondowoso. Untuk yang berada di luar pulau Jawa bisa
memesan tiket pesawat tujuan kota di Jawa Timur,bisa Surabaya,
Malang ataupun Banyuwangi.
Ganbar diambil dari : sumber
Keletihan stelah perjalanan mendaki sejauh 3.5 Km menuju
Kawah Ijen akan terbayar lunas saat sudah sampai di tujuan. Danau Kawah yang
terhampar luas berwarna hijau toska akan memanjakan mata kita. Asap yang membumbung tinggi menunjukan aktifitas perut bumi khas gunung berapi yang masih aktif akan
membuat kita takjub sekaligus.
Gambar diambil dari : sumber
Konon katanya, pemandangan kawah Ijen di malam hari jauh
lebih menakjubkan. Antara pukul 02.00-04.00 pagi. Dalam gelapnya malam kita bisa menyaksikan pijaran apai biru atau
yang dikenal ‘Blue Fire’. Ada banyak
guide yang tidak lain adalah penambang belerang yang akan mengantarkan kita
ke kawah Ijen di malam hari .Kewaspadan harus terjaga jika ingin melakukan
perjalanan malam hari ketempat ini, karena medan yang akan dilalui cukup berat.
Jalanan setapak dengan tebing-tebing curam di sampingnya.
Gambar diambil dari : sumber
Disiang hari, kita bisa melihat ada aktifitas penambangan belerang tradisisonal di sekitan kawah Ijen
ini. Puluhan penambang memikul dua
keranjang berisi belerang di pundak mereka.
Ini akan menjadi hal
paling menarik dari perjalanan kita ke kawah Ijen. Berdasarkan informasi yang
saya baca dari blog , para penambang ini membawa sekitar 80 Kg belerang dalam
satu rit (satu kali pengangkutan bolak-balik Kawah Ijen) . Belerang ini,
kemudian di kumpulkan ke pengepul dan dibayar dengan harga Rp.800 / Kg. Bisa
dibanyangkan sendiri, seperti apa perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan
bertanggung jawab untuk keluarganya. Jarak yang harus mereka tempuh untuk
membawa belerang dari Kawah Ijen sampai ke pengepul adalah sekitar 3,5 Km. Dan
dalam perjalanan 3,5 Km itu mereka memikul beban seanyak 80 Kg di pundaknya.
Dalam sehari, mereka bisa tiga kali mengangkut belerang bolak-balik Kawah Ijen.
Bukan main, hebatnya mereka.
Itulah kenapa, saya
ingin sekali melakukan perjalanan ke tempat ini. Kawah ijen lebih dari sekedar
wisata alam, tempat ini juga menjadi tempat untuk wisata hati. Dan para
penambang tradisiaonal itu, akan memberikan kita pelajaran tentang mempertahankan
hidup yang sebenar-benarnya. Semangat juang dan kerja keras yang seusungguhnya
tercermin dari perjalanan naik turun kawah Ijen yang mereka lakuakan.
Gambar diambil dari : sumber
Perjalanan di kawah
Ijen, akan menunjukan kepda kita pemahaman baru tentang bagaimana seorang
laki-laki yang mencintai istrinya. Seorang ayah yang menyayangi
anak-anaknya. Dan figur seorang kepala keluarga
yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Juga , kita bisa mendengarkan
kisah tentang bagaiamana seorang manusia
berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menjadi penambang belerang tentuklah tidak mudah, perjalanan
7 Km (perjalananbolak-balik kawah
Ijen) tentulah sangat jauh, ditambah bau dari gas dari
aktifitas gunung berapi yang mereka
hirup saat menambang belerang adalah rintangan yang harus mereka lalaui setiap
harinya.
Gambar diambil dari : sumber
Dan bicara soal misi yang ingin saya lakuakan bersama
@amrazing di tempat ini, sederhana. Yaitu berbagi. Entah itu berbagi ilmu,
waktu ataupun pengalaman. Sharing is
caring begitu yang pernah saya dengar. Saya ingin mengajak Ka @amrazing untuk
menjadi penambang belerang dalam satu hari. Dengan tujuan memupuk rasa empati
kami.
Sebenarnya, tidak hanya kawah Ijen yang puya cerita tentag ‘ayah
yang tangguh’ , di belahan bumi ini banyak sekali orang-orang yang bekerja sama
beratnya dengan penambang belerang kawah Ijen. Kita mungkin tak bisa
mengenalnya satu persatu. Tapi kita bisa melakukan hal lain selain mencari dan
menemukan mereka. Yaitu, menanamkan semangat juang dan kerja keras itu sendiri
pada diri kita.
Terimakasih.
Untuk semua orang-orang hebat diluar sana.
Beberapa Informasi
saya ambil dari:
http://unik.kompasiana.com/2014/09/17/penambang-belerang-kawah-ijen-yang-mengharukan-688481.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Ijen
http://travel.detik.com/readfoto/2014/11/18/145000/2615068/1026/1/perjuangan-para-penambang-belerang-di-kawah-ijen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar