Minggu, 14 Februari 2016

Apa Bintangmu?

Surat Keenambelas
Hari Ke-16

Kepada
Tukang 'ketik' bernama Budi

Salam kenal. Namaku Nuraeni. Konon katanya nama itu bermakna 'cahaya mata'. Hanya saja jadi tidak sinkron dengan kenyataan yang ada. Mataku tak pernah berhasil menarik perhatian siapapun. Termasuk kau yang hingga hari ini tak pernah berbasa-basi melempar pertanyaan remeh temeh padaku. Mungkin karena ejaan nama yang keliru. Atau aku sendiri yang memang salah paham dengan maknanya.
Atau mungkin kenyataan bahwa wajahku yang bertampang minimalis (jelek) yang tak mampu menarik perhatian siapapun.

Surat ini. Sepertinya tidak akan pernah sampai di tanganmu. Lihat. Betapa pesimisnya aku bukan? (Siapa pula aku ini.)
Lantas untuk apa ditulis jika tak pernah sampai?

Permasalahannya adalah karena ada pertanyaan dalam benakku sendiri yanh terlalu sering datang dan merenggut konsentrasi alam sadarku. Pertanyaan sepele mengenai kamu. Seorang pria dengan nama klasik. 'BUDI'. Walaupun sejujurnya aku tidak yakin apakah itu benar namamu atau bukan. Kita tak pernah berkenalan secara resmi. Aku hanya mendengarnya dari sekelabat suara-suara yang memanggilmu. Mereka yang mengenalmu.

Mari abaikan soal nama. Aku penasaran dengan satu hal tentang kamu. Hanya saja aku tak berani menanyakannya padamu hingga hari ini meski aku bertemu denganmu setiap hari senin-sabtu belakangan ini. Satu pertanyaan saja yang bisa membuatku menemukan anak pinak pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
Bukan tentang asalmu. Bukan tentang status pernikahanmu. Bukan tentang teman wanitamu. Bukan tentang tinggi badan atau berat badanmu. Bukan ukuran sepatu atau pakaianmu. Bukan pula no. telepon atau akun jejaring sosial yang kau pakai.

Hanya satu pertanyaan yang akan membawaku pada banyak kesimpulan.

"Apa Bintangmu??"

Jakarta, 15 Februari 2016
Dari seorang pesuruh bertampang lusuh

Ps: Sejujurnya aku berharap suatu saat surat ini akan sampai pada si penerima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar