Selasa, 02 Februari 2016

Bisakah Bertahan Sedikit Lagi?

Surat Ketiga
Hari Ke-3

Kepada,
Bapaku

Bapaku,
Aku tahu kau sudah terlalu bosan bekerja keras. Dari masa yang lalu, kesusahan tak pernah berkeinginan enyah dari sampingmu. Kau bekerja sangat keras dari usiamu yang masih belia. Menjadi gembala dan entah kuli apa lagi. Semuanya kau lakukan untuk bertahan hidup. Aku tahu itu. Tapi maaf karena aku sering kali lupa pada hal itu.

Bapaku,
Terimakasih karena sudah berjuang begitu keras, bahkan hingga hari ini. Kau dari jauh-jauh hari sudah memikirkan bagaiamana meninggalkan kami anak-anakmu tetap tercukupi untuk urusan isi perut.
Terimakasih untuk tetap bertahan meski kesusahan selalu saja datang dan kau tidak menyerah. Tidak berhenti. Terimakasih untuk tidak berhenti berjalan.

Bapaku,
Terimakasih untuk tetap bertahan meski harus berjuang melawan begitu banyak rasa sakit.
Ini adalah tulisan pertamaku tentangmu yang isinya tidak berupa kekecewaan. Maaf karena aku terlambat menyadari bahwa kau sudah sangat keras berusaha bekerja untuk keluarga ini.

Bapaku,
Maaf aku belum bisa menjadi anak yang baik. Yang mengambil alih beban di pikulan pundakmu. Malah terkadang aku mengabaiakan semuanya. Berpura-pura tak melihat kesusahanmu yang tak berkesudahan.

Bapaku,
Maaf. Karena seringnya aku menyalahkanmu untuk banyak kegagalan-kegagalanku. Seringnya aku menjadikan kau kambing hitam atas ketidakberhasilanku mewujudkan harapan-harapanku. Entah mengapa aku menjadi begitu sangat picik saat gagal.

Bapaku,
Maaf karena aku pernah begitu sangat membencimu. Aku menuliskan banyak kesedihan atas namamu di lembaran-lembaran kertas. Maaf karena aku seringkali lupa bahwa kau juga manusia biasa yang memiliki emosi yang acapkali berubah-ubah.
Ada banyak tulisan yang kubuat atas namamu, dan dari kesemuanya adalah bagian dari kekecewaanku terhadap sikapmu. Maaf.

Bapaku,
Kumohon, jangan berhenti sekarang. Aku belum sanggup untuk mengambil alih beban-beban yang kau pikul. Beri aku waktu sampai aku benar-benar kuat.
Kumohon, bekerja keraslah sedikit lebih lama lagi. Akupun sedang berusaha menguatkan pundakku hingga hari ini.

Jakarta, 02 Februari 2016
Dari anak keduamu,

2 komentar: