Jumat, 12 Februari 2016

Potretmu Yang Hilang

Surat Keempatbelas
Hari Ke-14

Kepada 'D'

Selamat bertambah usia untuk kamu yang berulang tahun di hari kemarin.
Aku tidak ingin menulis surat untukmu di kemarin hari seperti di tahun yang lalu. Surat ini pun aku tujukan padamu hanya dengan menulis dengan inisialmu saja.
Sebabnya sederhana. Aku tak ingin lagi bertingkah seperti di tahun yang lalu. Menulis surat lantas mengirimkannya padamu. Setelah itu menunggu balasan juga basa-basi. Sekedar ucapan terimakasih untuk surat yang kukirimkan.
Tapi apa yang terjadi?
Harapan hanyalah tinggal harapan. Membacanya saja mungkin tidak kau lakukan. Yang terjadi adalah tak ada balasan apapun, meski itu hanya sekedar ucapan basa-basi.
Mungkin salahku karena isi surat hanya berupa kalimat-kalimat doa yang terbiasa kau lihat di linimasa-mu.
Mungkin jika aku benar-benar menuliskan perihal cinta kau akan tergerak untuk membalas atau mungkin akan tetap mengabaikannya.
Entahlah. Aku tak ingin berjudi dengan harapan lagi.

'D'
Beberapa tahun yang lalu, dengan sengaja aku mencarimu di jejaring sosial. Berharap ketika kita sudah terhubung di dunia maya kita bisa bercakap akrab seperti dulu saat kita masih sering bertemu.
Sayang. Sayang. Sayang. Aku berharap terlalu banyak. Entah karena memang kau tak lagi mengenaliku atau kau terlalu banyak teman di jejaring sosial itu yang membuatmu mengabaikan kehadiranku. Aku lelah menduga-duga.

'D'
Dulu aku menyimpan potretmu dalam sebuah memori. Dia tak sengaja kutemukan saat aku menerima sebuah telepon genggam dari kakakku. Ketika itu entah mengapa ada debar-debar aneh juga rasa bahagia. Hingga sialnya aku terkadang berharap kita berpapasan di suatu hari tanpa sengaja lalu kemudian saling melempar pertanyaan saling mengakrabi.
Harapan. Aku sedang membencinya. Sebuah kata yang seringnya membuatku patah hati. 

'D'
Apakah harus aku yang memulainya?
Menyapamu di linimasa lantas 'sok akrab?
Kurasa aku tidak bisa melakukannya. Harga diriku terlalu kugantung tinggi-tinggi.  Aku hanya bisa menunggu dan terus menunggu. Dengan sedikit harapan. Sedikit saja, agar tak begitu sakit saat nanti kenyataan terbalik yang mengahmpiri.

'D'
Kamu adalah pria dengan bintang Aquarius. Yang entah mengapa menarik perhatianku. Aku terjebak dalam lingkaran orang-orang dengan bintang itu. Merasa ada kesamaan tapi sialnya semuanya tak terjangkau di dunia nyata. Hanya bisa diam-diam kupandangi di dunia maya.
Tak terkecuali kamu.

Selamat Ulang Tahun.
Semoga selalu bisa mengendalikan rasa bahagiamu.

'D'
Sayangnya potret kamu telah hilang bersamaan dengan raibnya memori itu. Entah dimana dan kapan tepatnya.
Apakah itu pertanda jika aku pun harus menghilangkanmu dari ingatan juga kenanganku?

Jakarta, 13 Februari 2016
Dari seseorang yang dulunya teman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar