Selasa, 09 Februari 2016

Sibukanlah Dirimu

Surat Kesepuluh
Hari Ke-10

Kepada
Etik

Kita adalah teman seperjalanan. Meski tak selalu berjalan bersisian. Meski tak selalu melangkah beriringan. Hanya sesekali. Terhitung jari. Tapi itu tak menghalangiku untuk memasukan namamu dalam lingkaran orang-orang yang berarti. Di kehidupanku.

'Kapan kita bisa jalan bareng terus curhat-curhatan lagi?'
Itu pertanyaan yang pernah kau lemparkan padaku lewat sebuah pesan singkat.
Sejujurnya aku pun rindu perjalanan. Rindu melangkah. Tapi konon katanya hidup adalah tentang bersabar. Jadi apa yang bisa kulakukan?
Biarlah nanti kesempatan itu datang menghampiri. Kita akan berjalan bersama. Sebuah perjalanan berharga. Tanpa rencana namun tak juga tergesa-gesa. Kita nikmati bersama lelah yang mendera hingga senja menjingga.

Temanku, sedikit aku ingin melempar sebuah petuah padamu.
'Bangunlah!! Berbaring tak akan membuatmu bahagia!!'
Ya. Seperti itulah. Jangan biarkan dirimu menunggu kepastian dari seseorang dalam diam. Sibukkan dirimu. Bekerjalah. Jika kita sibuk, pikiran juga prasangka buruk akan tersamarkan dengan baik. Kita tidak akan pernah merasa lelah saat menunggu seseorang jika kita sangat sibuk.

Temanku. Berhentilah berputus asa pada sikap manusia yang seringnya tak seiring sejalan dengan harpan kita. Manusia itu adalah mahluk yanh di ciptakan dengan sifat-sifat yang sangat kompleks. Berubah-ubah. Dengan banyak faktor penyebabnya. Maka jangan menyerah untuk bisa memahaminya.

Sekian saja teman, semoga surat ini terlihat manis di hadapanmu.
Terimakasih telah selalu bersedia menyediakan tempat beristirahat untukku.
Mari berkawan selamanya,

Jakarta, 09 Februari 2016
Dari seorang teman seperjalanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar