Jumat, 05 Februari 2016

Kepada Bungsu

Surat Ketujuh
Hari Ke-7

Kepada Adik Bungsu
Aulia Izzatunnisa

Adikku sayang,
Usiamu baru akan genap di angka 4 bulan Mei mendatang.
Surat ini,entah kapan bisa kau baca juga kau mengerti.
Tapi itu tak menghalangi kakak untuk menuliskannya.
Semua anggota keluarga mendapat surat dari kakakmu ini, satu orang satu surat. Tak terkecuali kau.

Adikku sayang,
Namamu adalah pemberian dari kakakmu ini. Dengan harapan kelak kau akan tumbuh menjadi 'anak perempuan yang mulia jugaa baik hatinya'. Seperti arti dari nama itu.
Maaf. Karena di awal-awal kehadiranmu kakakmu ini tak menyukaimu.
Maaf. Karena kakakmu selalu merasa terbebani karena kehadiranmu.
Maaf. Karena di kesempatan yang hanya sesaat kakakmu ini jarang mengajakmu bermain bersama.
Maaf. Karena kakakmu ini belum bisa membahagiakanmu.

Adikku sayang,
Dunia yang akan kau temui nanti saat kau dewasa pastilah lebih sulit dari yanng kakakmu ini rasa sekarang. Tapi jangan khawatir, karena pada dasarnya tak ada kehidupan yang mudah, sayang.

Adikku sayang,
Jadilah anak yang penurut juga kuat. Dengar dengan cermat saat ibu juga bapak menasihati.
Bacalah banyak buku saat kau sudah bisa membaca. Pahami dengan baik.
Pelajarilah ilmu-ilmu. Jangan memilih-milih.
Pergilah ke surau dan belajar mengaji serta biasakanlah mengamalkan ilmunya.
Makanlah dengan baik, jangan menjadi pemilih.
Rajin-rajinlah membantu pekerjaan ibu di rumah
Bermainlah dan miliki banyak teman.

Adikku sayang,
Maaf karena kakakmu ini hanya bisa menuliskan nasihat-nasihat dalam sebuah surat.
Kakak belum bisa menyampaikan semuanya padamu secara langsung.
Bukan karena usiamu yang masih dini. Penyebabnya amtak lain karena kakakmu ini belum bisa menjadi seperti 'nasihat-nasihat' itu.
Bagaimanalah seseorang seperti kakak ini memberi nasihat padahal sendirinya belum cukup baik?

Hiduplah dengan baik, temukan apa yang ingin ka gapai. Pahamai batasan-batasan dan jangan melewatinya.
Yang terpenting dari semuanya berbahagialah. Bersyukurlah. Karena rasa syukur melapangkan hati. Dan hati yang lapang adalah sumber bahagiamu.

Jakarta, 06 Februari 2016
Kakak perempuan pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar