Jumat, 19 Februari 2016

Jangan Terburu-buru

Surat Keduapuluhsatu
Hari Ke-21

Kepada Malam
Mengapa kau cepat sekali berlalu?
Tak bisakah kau bertahan sedikit lebih lama untukku?
Tubuhku terlalu lelah untuk menemui pagi dan sejumlah perintah.

Aku menyukaimu. Meski pandanganku yang terbatas makin terbatasi olehmu.
Meski kau pekat atau bergemuruh riuh oleh hujan serta petir sekalipun. Aku tetap lebih menyukaimu. Kau adalah penawar rasa lelah. Karenamu gelisah-gelisah di sepanjang siang menguap. Karenamu pagi terasa lebih syahdu. Karenamu pula senja menjadi kenangan.
Karenanya, bisakah kau disisiku lebih lama lagi?
Letihku belum usai dan sendiku terasa sangat ngilu. Lagi, pagi menyodorkan setampuk perintah. Jadi  kumohon janganlah terburu-buru beranjak pergi.

Jakarta, 20,Februari 2016
Dari seorang pesuruh yang letih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar