Jumat, 20 Februari 2015

Selamat Untuk Kemarinmu

Kepada Edia,

Hai Edia, aku punya surat lagi untukmu. Besok dan lusa juga aku akan  menulis surat untukmu. Aku akan menuliskannya sampai tanggal 27 bulan ini. Itu berarti tujuh hari lagi. Setelah ini, akan ada tujuh surat lagi untukmu. Semoga tidak ada yang bosan dengan surat-suratku untukmu ya.

Kemarin hari, adalah hari ulang tahunmu. 
Maaf jika aku tak bisa menuliskan surat untukmu di hari itu.
Ada yang lebih penting dari menulis untukmu. Adakah?
Tentu saja, ada. Kau tidak selalu jadi pilhan pertama.  
Karena sesunguhnya kau adalah pilihan terakhirku,
Ya, sejujurnya saat aku menulis surat yang ditujukan untukmu itu adalah pilihan terakhir yang kupunya. Setelah melewati pertimbangan-pertimbangan tentunya. 
Menulis untukmu, tentulah perlu alasan yang sangat tepat. 

Selamat ulang tahun Edia,
Selamat bertambah dewasa,
Selamat menjemput pagi yang baru untukmu.
(omong-omong, aku sudah berbaik hati berbasa-basi di messenger kemarin pagi.)

Bagaiman pekerjaanmu hari ini? 
Menyenangkan atau biasa saja, atau bahkan menyebalkan?
Semoga semuanya berjalan baik-baik saja ya,

Oh iya, tentang pekerjaanmu di proyek pembangunan milik BUMN itu mengingatkanku pada sebuah novel favoritku. Kau boleh membacanya nanti jika kau mau. Judulnya Rembulan Tenggelam Diwajahmu. Penulisnya Tere Liye. Aku menyukai penulis yang satu ini, ada dua belas buku karangannya beliau yang sudah kubaca, Dan novel yang ini amt spesial. Dari novel ini, aku belajar hidup kembali. Belajar untuk bangkit dari kepasrahan menghadapi nasib yang begitu-begitu saja. 
Dalam novel ini, tokoh utamannya adalah seorang laki-laki yang pekerjaannya berkaitan dengan proyek-proyek seperti yang sedang kau kerjakan saat ini. 

Tapi, tentu saja dia punya kisah yang berbeda dengan kau. Akupun tidak tahu persis apakah memang yang kau kerjakan persis seperti yang Rai lakukan ( Rai nama tokoh utama novel ini). Yang aku tahu, Kau dan Rai dihubungkan oleh satu hal. Pekerjaan yang berhubungna dengan pasir, sak semen, batu bata dan teman-temannya.

Jika ada waktu, kau harus membaca novel ini. Aku bisa menjamin, kau akan menemukan sudut pandang yang baru menyoal takdir dan hidup setelah membaca novel ini.

Kurasa, sudah cukup suratku hari ini Edia. Aku harus menyimapan yang lainnya untuk  esok hari.


Salam,
Dari teman berseragam merah-putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar