Selasa, 10 Februari 2015

Untuk Teman Satu Meja

Selamat siang Proe,
(aku, menuliskan ini di siang hari omong-omong, sambil menunggu surutnya genangan air) 

Aku berharap, kau selalu berbahagia disana. 

Aku berharap kau akan selalu mengatakan bahwa semuanya sedang baik-baik saja, walaupun mungkin yang terjadi adalah sebaliknya. 

Aku menuliskan surat ini, untuk memberi tahukanmu bahwa apapun yang terjadi, percayalah bahwa semuanya akan  baik-baik saja. Satu lagi, seperti sebuah dongeng yang punya kisah 'bahagia selama-lamanya' di akhir cerita  hidup kita pun akan demikian. 

Dan omong-omong Proe, rizki dari Tuhan itu tidak bergantung pada baik atau tidaknya kita. Sungguh, rizki itu mutlak hak Sang Maha. Dia yang menentukan semuanya. Si soleh yang miskin dan si jahat yang kaya itu salah satu bukti kuasa-Nya yang tak bergantung pada seberapa besar keduanya mencintai Tuhan. Jadi, jika sampai saat ini, Tuhan  belum memberikan kau sebuah keindahan menjadi seorang wanita yang sebenar-benarnya (menjadi ibu) itu bukan karena Tuhan mengutukmu atas ketidakbaikanmu. Sungguh, percayalah bukan karena itu. Semuanya, ada waktunya. Bahkan jatuhnya sehelai daun kering dari batang pohon pun sudah Tuhan tentukan, apalagi perihal sebesar menghidupkan 'manusia'. Percayalah, bahwa kau adalah sesempurnanya wanita. Dengan atau tanpa melewati sesuatu hal bernama proses persalinan. Ada banyak yang mencintaimu, tak peduli apapun yang terjadi. 

Bersabarlah, maka semuanya akan indah pada waktunya. 

Percaya atau tidak Proe, terkadang kita akan mendapatkan sesuatu yang kita inginkan justru di saat kita sudah keletihan mengusahakannya dan berada di titik :menyerah'  untuk semuanya. 

Percayalah, kau adalah seorang ibu. Dan biarkan hidup berjalan sesuai skenario dari-Nya. 

Selamat menikmati hidupmu Proe,


Dari teman berbagi meja belajar,


2 komentar:

  1. Membaca suratmu dengan secangkir kopi memang begitu nikmat, tak mampu berhenti :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih,
    nantibsaya tulisin surat buatmi,

    BalasHapus