Minggu, 01 Februari 2015

Kumohon, Berhentilah




Kepada Hujan,

Kau adalah rizki yang Tuhan kirimkan untuk umat manusia,aku tahu itu. Dan kau,diturunkan melalui perantara malaikat Mika'il, aku mempelajarinya di waktu kecil dan aku masih mengingatnya sampai detik ini. 

Kau turun ke bumi dengan membawa kabar gembira, aku paham betul untuk yang satu itu. 

Aku,lahir di kehidupan yang amat sangat tergantung padamu hujan. Kau adalah pembawa kabat bahagia, turunnya kau di bumi selalu kami nantikan. Kami sekeluarga, bergantung pada kebaikanmu untuk kelangsungan hidup kami. Terisi dan tidaknya perut kami, bergantung pada seberapa lama kau meninggalkan kami.

Tapi itu dulu,semua keyakinanku akan kau kini perlahan sirna. Di kota yang baru kutinggali setahun ini, kau tampak menyeramkan jika turun ke bumi berhari-hari. Jejak yang kau tinggalkan,membuat aku khawatir. Jika kau turun teramat deras, aku bisa berkali-kali menengok ke luar rumah untuk melihat seberapa tinggi genangan air yang kau bawa di aliran air depan rumah. 

Siang ini,Hujan.

Kumohon kau berhenti dulu sejenak. Sudah cukup kau semalaman turun teramat deras,jika saja siang ini kau turun deras juga seharian, aku akan punya pekerjaan rumah tambahan esok hari, menghilangkan semua jejak yang kau tinggalkan. Mengantarkan genangan air yang kau bawa saat turun ketempat semestinya. 

Maukah kau berhenti sekarang??

Jakarta,01 Feb 2015


3 komentar:

  1. semangat terus nulisnya yaa, biar hujan jadi inspirasinya

    BalasHapus
  2. Jarang-jarang nemu surat puitis gini, hebat kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada banyak yg jauh lebih puitis,
      Sayah mah ga ada apa-apanyah

      Hapus