Minggu, 15 Februari 2015

Untuk Ibuku, Wanita Terhebatku

15 Februari 2015
Kepada wanita terhebat di sepanjang hidupku,
Ibu,  

Surat ini, mungkin tidak akan pernah sampai kepadamu. Tak peduli apakah ia akan sampai di tanganmu atau tidak, aku tetap akan menuliskannya.  

Melalui surat ini, aku ingin minta maaf atas semua kemarahan dan keegoisanku yang tak bisa kusembunyikan dengan baik ketika berbicara di telpon denganmu pagi tadi.

Maaf, jika aku terlalu sering menunjukan rasa marahku dibanding rasa sayangku. Aku, selama ini selalu merasa bahwa aku telah melakukan banyak hal untukmu, aku telah menjadi anak terbaik keluarga ini. Padahal sebenarnya, apa yang kulakukan tak sebanding dengan semua cinta kasih yang telah kau beri untukku di sepanjang dua puluh tiga tahun usiaku. 

Ibu, terimakasih banyak karena telah mengizinkanku tinggal di rahimmu selama sembilan bulan. 

Ibu, terimakasih telah menjadi orang yang pertama mencintaiku bahkan jauh-jauh hari sebelum aku mengenal cinta itu sendiri. 

Ibu, terimakasih karena telah menyimpan semua pendapat buruk yang orang lain sampaikan tentangku hanya untukmu sendiri. 

Ibu, terimakasih karena tidak marah saat aku berbuat ulah dan membangkang. 

Ibu, terimakasih karena hanya membicarakan hal-hal baik tentangku pada yang lainnya. 

Ibu, terimakasih karena selalu membangga-banggakanku pada yang lainnya. 

Ibu, terimakasih untuk tidak mengasihani semua kegagalan-kegagalanku.

 Ibu, terimakasih untuk tidak ikut menghujatku saat aku mengambil keputusan  yang keliru seperti yang dilakukan ayah.

 Aku, sungguh benar-benar mencintaimu. Dengan atau tanpa aku ucapkan. Dengan atau tanpa aku tunjukan. 

Aku ingin kau selalu mengetahui, bahwa aku selalu mencintaimu. Bagiku, kau adalah sebenar-benarnya cinta. 

Ibu. Aku mencintaim apa adanya. Di keadaan baik atau buruk. 

ibu, kumohon jangan pernah berhenti untuk terus bersabar memaklumi kemarahan dan keegoisanku. Dan kumohon, kau tidak.lelah untuk terus berdoa untukku. Tak ada kalimat yang lebih indah dari doa yang keluar dari bibirmu,

Dari seorang anak yang sering egois,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar